Saturday, May 4, 2024
No menu items!
spot_img
HomeEkonomiBank DBS Indonesia: PDB Tumbuh Stabil di Awal 2023

Bank DBS Indonesia: PDB Tumbuh Stabil di Awal 2023

Jakarta, benang.id – Perekonomian Indonesia tumbuh 5% secara tahunan pada triwulan pertama 2023, sesuai perkiraan DBS Group Research, namun lebih rendah dari angka rata-rata tahun lalu, yang sebesar 5,3%. Dilihat secara berurutan, pertumbuhan mengalami kontraksi -0,9% vs 0,4% pada triwulan keempat 2022

Demikian dikemukakan Radhika Rao, Senior Economist, DBS Group Research terkait performa Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, dalam keterangan tulisnya di Jakarta, awal pekan ini.

“Produk Domestik Bruto (PDB) riil naik 8% dari angka pada akhir 2019 (berbasis indeks),” kata Radhika Rao, dan menambahkan bahwa Pulau Jawa terus mendominasi dengan kontribusi mencapai 57,2% dari keseluruhan PDB, walau pertumbuhannya turun menjadi 4,96% secara tahunan.

DBS Group Research
Radhika Rao, Senior Economist DBS Group Research. Foto: twitter

Ia melanjutkan bahwa Sumatera menjadi penyumbang terbesar kedua (21,8%), tumbuh 4,8%, diikuti oleh Kalimantan (pangsa 9%), naik 5,8%.

“Provinsi yang mengeksploitasi sumber daya alam secara intensif diuntungkan oleh aktivitas terkait komoditas lebih tinggi serta pelonggaran pembatasan pada Desember 2022,” jelasnya.

Provinsi

Sisi pengeluaran 

Radhika Rao memaparkan bahwa konsumsi secara keseluruhan naik 4,5% secara tahunan pada triwulan pertama 2023 vs 3% pada triwulan sebelumnya, sementara pertumbuhan investasi melambat menjadi 2,1% vs 3,3% pada triwulan sebelumnya.

Pertumbuhan ekspor, sambung dia, melambat menjadi 11,7%, terlemah sejak Maret 2021, namun ekspor bersih berkontribusi terhadap PDB riil karena impor tumbuh paling lambat sejak akhir 2020.

Di antara berbagai sub-komponen, konsumsi menyumbang 2,7ppt dan ekspor bersih 2,1ppt–menyumbang sebagian besar kenaikan.

“Konsumsi rumah tangga meningkat karena dampak dari inflasi di atas target kemungkinan besar diimbangi oleh penyesuaian upah yang akan datang, pelonggaran pembatasan pergerakan, dan perayaan yang akan datang,” ucapnya.

Sisi industri

Lebih lanjut Radhika Rao mengungkapkan bahwa dari sisi industri, komponen berkinerja baik termasuk Transportasi dan Pergudangan, yang tumbuh 15,9%, diikuti oleh Akomodasi dan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, sebesar 11,6% secara tahunan, dan Aktivitas Jasa Lain sebesar 8,9%. Manufaktur, dengan kontribusi dominan, tumbuh 4,4%.


Kebijakan Suku Bunga akan berubah drastis  

Lebih dalam, Radhika Rao mengatakan data pertumbuhan yang mendukung memberikan keyakinan pada bank sentral. Namun, pelunakan inflasi dan penguatan rupiah akan menjadi pendorong lebih besar untuk kebijakan bank sentral.

Dengan harga energi yang turun dari tahun lalu, rendahnya risiko melonjaknya subsidi bahan bakar, dan kebijakan untuk menjaga harga pangan, ekspektasi inflasi secara umum masih terjaga.

“Tren yang berkembang menunjukkan kemungkinan pergeseran dalam kebijakan moneter BI dalam beberapa bulan mendatang, dengan kebijakan mengarah pada penurunan suku bunga pada tahun ini,” tuturnya.

DBS Group Research memajukan ekspektasi penurunan suku bunga ke Agustus 2023 vs awal 2024, dengan risiko suku bunga diturunkan lebih awal. Suku bunga kebijakan diperkirakan berada di level 4,75% pada triwulan pertama 2024. 

Hal itu akan membuat BI menjadi bank sentral yang paling akhir memulai kenaikan suku bunga di kawasan ini, dan menjadi bank sentral yang paling awal kembali ke siklus pelonggaran,” pungkas Radhika Rao. (*)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments