Thursday, May 2, 2024
No menu items!
spot_img
HomeEkonomiGanjar Inginkan Ekonomi Tumbuh 7%,  Ini Tanggapan Menteri Bahlil

Ganjar Inginkan Ekonomi Tumbuh 7%,  Ini Tanggapan Menteri Bahlil

Yogyakarta, benang.id – Calon Presiden Ganjar Pranowo menginginkan petumbuhan ekonomi tumbuh sebesar 6 hingga 7% ke depan.  Menanggapi hal itu, Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebutkan kuncinya di hilirisasi.

“Tadi Pak Ganjar mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi kita harus 7%, kuncinya cuma satu, hilirisasi,” ujar Bahlil di depan ribuan calon wisudawan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Selasa (22/8/2023).

Di acara yang sama, di depan Menteri Bahlil, Ganjar menyebutkan pihaknya menginginkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7 % untuk dapat keluar dari jebakan pendapatan menengah atau midle income trap.

“Dan jika sekarang kita sudah bersepakat menuju Indonesia sebagai negara maju, dengan pertumbuhan ekonomi, mau berapa persen? Lima, sekian rasanya kurang. Kalau kita mau menghentak, Pak Bahlil, agar tidak masuk dalam middle income trap. Mungkin 7% harus menjadi cita-cita pertumbuhan ekonomi kita. Kalau kita punya menteri investasi seperti itu, insyaallah tidak sulit,” tukas Ganjar.

Menanggapi tantangan itu, Bahlil mengatakan ekonomi tak boleh hanya bertumpu pada konsumsi. Ekonomi harus didorong oleh investasi, utamanya program hilirisasi.

“Kemudian bagaimana ke depan arah kebijakan? Kita akan mendorong kepada hilirisasi. Dunia sekarang sudah mendorong kepada green energy dan green industry untuk menurunkan emisi. Indonesia sekarang kita dorong ke hilirisasi,” ujar Bahlil.

Bahlil mengatakan tanpa hilirisasi mustahil ekonomi Indonesia bernilai tambah. Namun dengan hilirisasi nilai tambah industri akan berkali-kali lipat.

“Karena kalau tidak ada hilirisasi, kita hanya mengekspor barang-barang mentah. Nah ini peluang usahanya disini.Ke depan kita mendorong yang namanya hilirisasi. Nikel tahun 2017, 2018 kita melarang ekspor. Total ekspor nikel pada waktu itu hanya US$3,3 miliar, begitu kita larang ekspor, kita bangun hilirisasi. Sekarang nilai ekspor kita mencapai US$30 miliar. Naiknya sepuluh kali lipat ketimbang kita belum melakukan hilirisasi,” papar Bahlil.

Tak hanya keluar dari jebakan pendapatan menengah, Indonesia juga optimis menjadi negara maju dengan hilirisasi.”Dan untuk Indonesai menjadi negara maju tidak ada cara lain. Hilirisasi harus kita bangun. Dan peta investasi kita sampai 2040 sebesar US$548,5 miliar. Kalau ini tidak kita lakukan, negara kita akan tetap berjalan di tempat,” ucap Bahlil.

Bahlil mengatakan, negara- negara maju tak lagi bertumpuh pada konsumsi sebagai instrumen pertumbuhan ekonomi. “Negara-negara maju sudah menjadikan investasi (hilirisasi) sebagai instrumen pertumbuhan,” papar Bahlil. (*)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments