Saturday, April 27, 2024
No menu items!
spot_img
HomeEkonomiHarga Bahan Bakar Non Subsidi Turun

Harga Bahan Bakar Non Subsidi Turun

Jakarta, benang.id – PT Pertamina (Persero) kembali menyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi, yakni Pertamax, Pertamax, Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex per 1 Oktober 2022. Untuk harga BBM Pertamax turun menjadi Rp 13.900 per liter yang sebelumnya pada 3 September berada di angka Rp 14.500 per liter. Kemudian, BBM Pertamax Turbo juga mengalami penurunan harga dari Rp 15.900 per liter menjadi Rp 14.950 per liter.

 “PT Pertamina (Persero) melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) Umum dalam rangka mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum,” dikutip dari laman resmi Pertamina, Sabtu (1/10).

Dexlite Malah Naik

Truk Tangki Pengangkut BBM Jenis Dexlite Foto: Pertamina

Sementara itu,  harga Dexlite malah naik sebesar Rp 700 menjadi Rp 17.800 per liter dari harga sebelumnya Rp 17.100 per liter. Begitu pula dengan harga Pertamina Dex yang turut naik dari harga sebelumnya Rp 17.400 menjadi Rp 18.100 per liter.

PT Pertamina (Persero) mengungkap alasan menurunkan harga BBM Pertamax dan Pertamax Turbo, tetapi menaikkan harga BBM Dexlite dan Pertamina Dex mulai 1 Oktober 2022. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan, pihaknya terus mengevaluasi dan akan menyesuaian harga BBM nonsubsidi secara berkala setiap bulannya. Alasan penyesuaian harga BBM nonsubsidi tersebut dikarenakan mengikuti tren harga rata-rata publikasi minyak, yakni Mean of Platts Singapore (MOPS) atau Argus.

“Berdasarkan perhitungan, pada periode September lalu untuk produk Gasoline (bensin) yakni Pertamax Series mengalami penyesuaian turun harga, sedangkan untuk produk Gasoil (diesel) Dexlite dan Pertamina Dex penyesuaiannya naik harga,” ujar Irto dalam keterangan tertulis, Sabtu (1/10). Irto Ginting  menjelaskan, hal ini diakibatkan oleh kondisi energi global, salah satunya adalah geopolitik di Eropa Timur. Kondisi ini menyebabkan tingginya permintaan produk bahan bakar gas di seluruh dunia dan salah satu subtitusi produk bahan bakar gas adalah bahan bakar diesel yang harganya mengacu kepada MOPS Kerosene. “MOPS Kerosene ini menjadi acuan harga untuk bahan baku produk diesel. Tingginya permintaan dan terbatasnya bahan baku membuat harganya menjadi tetap tinggi, meskipun harga minyak dunia trennya menurun,” jelasnya. (*)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments