Thursday, May 2, 2024
No menu items!
spot_img
HomeNasionalKembangkan Dining Set Tableware Bermotif Batik Kawung, Dosen FTI UAJY Dapat Dana...

Kembangkan Dining Set Tableware Bermotif Batik Kawung, Dosen FTI UAJY Dapat Dana Kedaireka

Yogyakarta, benang.id – Dr Paulus Wisnu Anggoro ST MT, Dosen Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta (FTI UAJY) bersama dengan timnya menerima pendanaan Kedaireka dari Kemendikbudristek RI lewat karya yang berjudul “Pengembangan Desain dan Fabrikasi Produk Dining Set Tableware Bermotif Batik Kawung dan Berwarna Unik”.

Program ini merupakan pelaksanaan tahun kedua dari Kedaireka, di mana pada tahun pertama (2021) Paulus dan timnya mendapatkan hibah sebesar Rp 573.333.000,00 atau lebih dari setengah miliar, lalu pada tahun kedua (2022) dinaikkan dananya menjadi Rp 1.132.909.000,00  atau satu miliar lebih.

Kegiatan ini melibatkan 12 dosen dari tiga Perguruan Tinggi (UAJY, Universitas Katolik Widya Mandala Madiun dan Universitas Diponegoro Semarang) dan 1 mitra industri keramik porselin (PT Gyan Kreatif Indonesia, Salatiga, Jawa Tengah).

Pengajuan Proposal Matching Fund Kedaireka ini dimulai sejak dibuka Batch Kedaireka pada tanggal 1-30 Maret 2022. Sedangkan Pengerjaan Proposal dikerjakan oleh Tim sejak pertengahan Januari 2022 sebagai perpanjangan dari MF Kedaireka 2021 yang sukses menghasilkan 1 set dinning plate tableware bermotif Batik Kawung.

Dosen FTI UAJY raih pendanaan
Tim Dosen Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta (FTI UAJY) menerima pendanaan Kedaireka dari Kemendikbudristek RI. Foto: FTI UAJY

“Kami selanjutnya masuk dalam Batch I namun tidak lolos administrasi dan diminta masuk Batch II Bulan April 2022,” jelas Paulus, dalam keterangan tertulis.

Ada 6 tahapan seleksi yang harus dilalui oleh semua peserta MF Kedaireka, meliputi: seleksi aministrasi, seleksi substansi (proses pitching; desk evaluation dan wawancara luring); pasca verifikasi; dan rekomendasi proposal).

“Kebetulan saya masuk di batch kedua tersebut dan dinyatakan lolos seleksi substansi serta proposal kami akhirnya ditetapkan dan direkomendasikan oleh Tim Kedaireka untuk mendapatkan Matching Fund. Saat ini kami sedang melakukan tahap proses pencairan dana Matching Fund tersebut,” ujar Paulus.

Luaran Program MF Kedaireka 2022 ini berupa produk keramik tableware bermotif batik kawung dan berwarna unik yang merupakan hasil dari akselerasi ekosistem MBKM yang dijalankan oleh Tim Pengusul (dosen dan mahasiswa) bersama Mitra Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI), yaitu PT. Gyan Kreatif Indonesia bersama Naruna Ceramic Studio melalui kegiatan desain-manufaktur dan fabrikasi produk dining set tableware bermotif budaya Indonesia, salah satunya adalah Batik. Motif batik yang dipilih adalah Batik Kawung sesuai dengan permintaan customer dari Mitra DUDI seperti Batik Keris, maupun customer dari luar negeri.

Sesuai informasi yang diperoleh dari pihak mitra, demand akan produk handmade dinning repetitive emboss sangat tinggi dan produk seperti ini sangat tidak mungkin dikerjakan oleh industri keramik lokal yang masih menggunakan teknologi handmade seperti yang dikembangkan saat ini oleh PT. Gyan Kreatif Indonesia di Salatiga.

“Dibutuhkan teknologi modern berbasis Artistic CAD CAM pada mesin CNC seperti yang dikuasai oleh kami di UAJY dan sudah diterapkan pada mata kuliah peminatan CAD-CAM, Desain Artistik, Perancangan Mold dan Dies di Prodi Teknik Industri sejak 2019 sampai dengan sekarang. Kolaborasi riset yang telah dijalankan bersama antara kami dengan Mitra telah berhasil mendapatkan produk dining plate tableware bermotif Batik Kawung di tahun 2021 dan dilanjutkan kembali pada tahun ini untuk produk tableware lainnya, seperti plate, bowl, tea pot seat, mug, dan trays dengan tetap mempertahankan motif Batik Kawung dengan warna unik dari teknik glasir unggulan dari DUDI sebagai keunggulan kompetitif produk dalam upaya penguatan produk keramik lokal dan produk ekspor di tahun 2023.” jelas Paulus.

Pemilihan motif Batik Kawung ini didasarkan pada permintaan dari Mitra DUDI sendiri yang menginginkan agar produk dinner set tableware ini dapat dimunculkan tekstur relief yang menggambarkan budaya luhur bangsa Indonesia pada umumnya dan budaya Jawa pada khususnya. Corak tekstur yang harus ditampilkan nantinya dapat memberikan kesan mendalam bagi wisatawan maupun konsumen asing dalam menggunakan produk ini.

Motif ini merupakan salah satu jenis motif batik kuno yang muncul dan berkembang di Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat pada abad ke-13 dan diciptakan oleh Sultan Mataram pada waktu itu. Kawung sendiri, menjadi motif yang diambil dari buah kolang-kaling dari pohon aren yang banyak tersebar di Indonesia, sumber lain juga mengatakan bahwa motif batik kawung dikaitkan dengan binatang kawungwung (sejenis kumbang pada pohon kelapa). Filosofi yang terkandung pada pohon aren mulai dari atas (ujung daun) hingga akarnya dapat dipakai sehingga sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Hal ini menyiratkan agar manusia berguna bagi semua orang dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Motif geometris pada batik ini dalam filosofi adat Jawa bermakna khusus yang mencerminkan adanya satu titik kekuasaan di dalam alam semesta.

“Melalui kegiatan Matching Kedaireka 2022 ini maka upaya kami bersama Mitra DUDI untuk melakukan pengembangan produk keramik baru yang berbasis budaya serta didukung adanya integrasi antara teknologi modern dan handmade pada akhirnya akan terjadi sebuah kolaborasi sinergis antara motif Batik Kawung dan Keramik guna memperkuat daya saing dan meningkatkan positioning dalam menghadapi era globalisasi bagi industri keramik lokal dan nasional,” jelas Paulus.

Dining set motif batik Kawung
Pengembangan Desain dan Fabrikasi Produk Dining Set Tableware Bermotif Batik Kawung dan Berwarna Unik. Foto: FTI UAJY

Paulus bersama timnya juga berharap agar setelah produk dining set tableware ini selesai, dapat langsung dimanfaatkan oleh customer keramik, seperti para chef yang langsung menggunakan produk tersebut di industri food and beverage.

Tableware keramik itu harus dapat dimanfaatkan dengan baik oleh chef untuk meningkatkan kualitas tampilan dari masakannya, sehingga ketika seorang chef mengatakan bahwa tableware ini bagus tentunya produk juga memiliki nilai tinggi,” ujar Paulus.

Paulus juga berharap agar ke depan UAJY Naruna Undip Research Group dapat menjadi salah satu Pusat Studi Unggulan di UAJY yang berfokus pada pengembangan desain produk keramik bermotif, berwarna unik dan komersial sesuai dengan permintaan pabrikan keramik lokal maupun nasional serta mampu menembus produk ekspor.

“Urgensi Rekacipta MF Kedaireka 2021-2022 adalah akselerasi ekosistem MBKM yang melibatkan Tim Pengusul Perguruan Tinggi dan Mitra Industri dalam hilirisasi riset dan upaya komersialisasi Produk keramik dining set tableware bermotif Batik Kawung dan berwarna unik, custom, layak jual menuju produk Ekspor 2023,” tambah Paulus.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments