Friday, May 17, 2024
No menu items!
spot_img
HomeEkonomiWait and See Emiten Minyak, 3 Saham Ini Layak Trading

Wait and See Emiten Minyak, 3 Saham Ini Layak Trading

Jakarta, benang.id – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi terus bergerak positif di atas level 7.000 setelah ditutup di level 7.059 pada Jumat lalu, 1 Desember 2023.

Community Lead IPOT, Angga Septianus menjelaskan geliat IHSG yang terus positif pada minggu lalu tertopang 3 sentimen, yakni diskusi OPEC+ terkait pemotongan supply minyak, rebalancing Indeks MSCI serta sentimen inflasi dan PMI Indonesia November.

Dijelaskan Angga, harga minyak turun lebih dari 2% pada perdagangan Kamis lalu setelah produsen OPEC+ menyetujui pengurangan produksi minyak secara sukarela untuk kuartal pertama tahun depan yang jauh dari ekspektasi pasar. Arab Saudi, Rusia, dan anggota OPEC+ lainnya, yang memproduksi lebih dari 40% minyak dunia, menyetujui pengurangan produksi sukarela mendekati 2 juta barel per hari (bph) pada kuartal pertama tahun 2024.

Setidaknya 1,3 juta barel per hari dari pemotongan tersebut merupakan perpanjangan dari pembatasan sukarela yang sudah dilakukan Arab Saudi dan Rusia. Sebelumnya, para delegasi mengatakan pengurangan tambahan baru yang sedang dibahas adalah sebesar 2 juta barel per hari.

“Setelah diskusi OPEC+, ternyata emiten-emiten minyak tidak terdongkrak. Perekonomian ke depan terkait minyak juga nggak banyak demand. Permintaan minyak nggak setinggi beberapa waktu yang lalu. Jadi untuk emiten minyak sebaiknya wait and see,” tutur Angga pada keterangan tulisnya, Selasa (5/12/2023).

Terkait rebalancing Indeks MSCI yang efektif 1 Desember 2023 dilakukan pada closing market. Di Global Standard Index: AMMN masuk, sementara INCO keluar. Global Small Cap: ARTO dan EMTK masuk, sedangkan BBYB, BUMI, PTPP, TINS & WIKA keluar.

Sementara itu terkait sentimen inflasi dan PMI Indonesia November, inflasi Indonesia pada November 2023 tercatat 2,86% yoy dan 0,38% mom dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 116.08. Tingkat inflasi November 2023 lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama tahun lalu.

“Kelompok pengeluaran penyumpang inflasi terbesar di November 2023 secara yoy adalah makanan, minuman dan tembakau dengan andil inflasi sebesar 1,75%.”
PMI Manufaktur Indonesia sendiri pada November 2023 berada di level 51,7. Angka ini naik tipis jika dibandingkan dengan capaian Oktober 2023 yang berada di level 51,5. PMI Manufaktur Indonesia masih berada dalam fase ekspansif selama 27 bulan terakhir. S&P Global menjelaskan peningkatan ini disebabkan oleh pertumbuhan produksi dan peningkatan jumlah tenaga kerja.

“Ke depan bisa dipantau saham-saham teknologi yang sedang uptrend dan saham-saham yang dimasuki asing (inflow asing) seperti perbankan,” sarannya.

Berbicara tentang sentimen market minggu ini untuk periode 4-8 Desember 2023 yang wajib diperhatikan para trader saham, Angga menyebutkan sentiment cadangan devisa Indonesia dan IKK serta sentimen non-farm payroll.

“Cadangan devisa diprediksi meningkat, begitu juga dengan non-farm payroll yang berarti lapangan kerja tercipta lebih banyak dibandingkan bulan sebelumnya,” terangnya.

Nah, berkaca pada data-data ekonomi dan sentimen di atas, PT Indo Premier Sekuritas yang berkomitmen mengedukasi masyarakat untuk mulai belajar investasi tanpa registrasi dengan #PakeAjaDulu IPOT, merekomendasikan 3 saham untuk trading pada minggu ini hingga 8 Desember 2023 mendatang, yakni Buy ASII (Support: 5.600, Resistance: 6.000), Buy on Breakout ARTO (Support: 3.200, Resistance: 4.200), dan Buy BBRI (Support: 5.275, Resistance: 5.575). (*)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments