Monday, April 29, 2024
No menu items!
spot_img
HomeEkonomiBSI Dukung Desa Binaan Parangbanoa Angkat Potensi Peternakan Sapi Potong

BSI Dukung Desa Binaan Parangbanoa Angkat Potensi Peternakan Sapi Potong

Makassar, benang.id – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) melalui program penyaluran dan pemberdayaan zakat terus mengembangkan desa-desa binaan melalui program Desa BSI (Bangun Sejahtera Indonesia), termasuk di wilayah bagian Timur Indonesia.  

Terbaru, BSI mendorong penguatan ekonomi umat melalui optimalisasi potensi sektor agrikultur, yakni pengembangan klaster peternakan sapi potong di Desa Parangbanoa, Palangga, Gowa Sulawesi Selatan. 

“Peningkatan ekonomi desa perlu dibangun. Baik dari sisi potensi sumber daya alam desa, keuangan, kelembagaan dan mindset masyarakat sehingga nantinya terbentuk desa yang tangguh, berkarakter dan berkelanjutan”, kata Direktur Keuangan & Strategi BSI Ade Cahyo Nugroho, dalam keterangan tulisnya. 

Penguatan ekonomi syariah di berbagai sektor, termasuk di sektor agrikultur tersebut menjadi salah satu upaya BSI mendorong kemajuan Islamic Ecosystem di wilayah Timur Indonesia. Beberapa dukungan BSI yakni penyediaan fasilitas yang layak bagi masyarakat, dukungan kepada sektor usaha, mikro, kecil dan menengah (UMKM), dan kerja sama dengan berbagai universitas dan kelembagaan di Sulawesi Selatan, dan Pulau Sulawesi secara umum. 

Di desa binaan ini, BSI bersama BSI Maslahat telah memiliki 50 peternak binaan dengan total hewan ternak sapi potong mencapai 150 ekor. Foto: BSI Maslahat

Cahyo mengungkapkan BSI fokus mengembangkan Desa BSI sebagai bagian dari upaya perseroan mendorong kemajuan ekonomi umat dari desa. Seperti diketahui, BSI membangun desa-desa di wilayah Indonesia yang memiliki potensi sumber daya ekonomi, sehingga nantinya mampu menjadi desa yang berkembang, tangguh dan berkelanjutan.  

Kehadiran BSI melalui berbagai program desa binaan tersebut, diharapkan membantu masyarakat desa mengembangkan potensi sektor peternakan, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan.  

“BSI serius mendorong kemajuan ekonomi umat, salah satunya dengan implementasi nyata peran ekonomi syariah untuk peningkatan taraf hidup mustahik. Melalui pendampingan ini, BSI siap  mencetak mustahik untuk naik kelas”, ujar Cahyo. 

Desa BSI ini dibuat untuk meningkatkan taraf hidup mustahik dengan memberikan pendampingan program hingga masyarakat berhasil menjalankan program tanpa pendampingan.  

Sekretaris Daerah Kabupaten Gowa Kamsina mengatakan Dukungan Pemerintah Daerah untuk mendorong kesejahteraan masyarakat, salah satunya program pendampingan melalui Penguatan zakat.  

“Kami siap dari sisi regulasi maupun kebijakan yang mendorong para peternak desa naik kelas,” Tutur Kamsina.  

Di desa binaan ini, BSI bersama BSI Maslahat telah memiliki 50 peternak binaan dengan total hewan ternak sapi potong mencapai 150 ekor. Foto: BSI Maslahat

Desa Parangbanoa dikembangkan masuk dalam klaster peternakan sapi potong. Di desa binaan ini, BSI bersama BSI Maslahat telah memiliki 50 peternak binaan dengan total hewan ternak sapi potong mencapai 150 ekor. 

Klaster peternakan di Parangbanoa terus mengalami progress pertumbuhan positif. Hal tersebut didorong oleh kegiatan pembinaan dan pendampingan yang memasuki tahun ke-2. Beberapa kegiatan tersebut di antaranya pengadaan sarana dan prasarana, penguatan kapasitas penerima manfaat/kelompok, penguatan keagamaan dan pengembangan jaringan pemasaran. 

“Nantinya hewan ternak di Desa BSI ini akan didistribusikan ke daerah-daerah Makassar dan sekitarnya untuk dijual dalam memenuhi kebutuhan hewan kurban menjelang Hari Raya Idul Adha. Kami telah menyiapkan 150 ekor Sapi  untuk dijual Hari Raya nanti”, ujar Direktur Eksekutif BSI Maslahat, Sukoriyanto Saputro.

BSI bersama BSI Maslahat melakukan program kelembagaan guna memperjelas struktur dan alur program dan penyaluran zakat kepada mustahik.  

Hingga saat ini, BSI telah memiliki 13 desa binaan di seluruh Indonesia, yang terbagi ke dalam berbagai klaster perternakan, perikanan, pertanian dan perkebunan.   Jangka waktu pendampingan hingga 3 tahun, sampai masing-masing kelompok dapat bekerja secara mandiri dan mampu sustain. Adapun kriteria pemilihan desa di antaranya fakir miskin, potensi sumber daya alam, potensi sumber daya manusia dan potensi sosial kemasyarakatan. (*)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments